KapanLagi.com®
Kapanlagi.com - Lesunya industri musik tanah air sekitar tiga tahun belakangan seolah sirna dengan demam K-Pop yang melanda dunia. Apalagi boyband dan girlband kebanyakan memiliki tampilan yang enak dipandang mata, sehingga dalam waktu singkat penggemar mereka pun terkumpul. Karuan, pekerja maupun musisi tanah air langsung pasang ancang-ancang membuat hal yang sama. Strategi menampilkan boyband dan girlband ternyata ampuh. Sebut saja SMASH, Cherry Belle, 7 Icon, HITS, Coboy Junior dan sebagainya, yang banyak menuai perhatian. Apalagi ada bermacam gaya, aksi, gerak, tarian yang mereka sodorkan baik secara on air maupun off air.
“Kita
terkagum-kagum dengan penampilan boyband dari Korea Selatan, namun kita
harusnya tahu bahwa tidak ada cara instan untuk itu. Setidaknya butuh 5
sampai 7 tahun untuk memoles dan membekali seseorang atau boyband atau
girlband sebelum terjun ke dalam industri.„
Budi Ace
Budi Ace
Industri musik saat itu mulai bergerak walau perlahan, karena seperti kita tahu, bahwa era ini tak bertahan lama. Apalagi jika yang ditampilkan itu-itu saja tanpa ada perubahan. Alhasil kini kenyataan bahwa era boyband dan girlband bakal hilang.
Tanda-tanda ini pun dapat dilihat dengan hilangnya grup-grup yang dulu berlomba muncul. Belum lagi, hengkangnya para personil, semisal Morgan dari SMASH dan Anisa dari Cherry Belle.
Soal era boyband dan girlband yang bakal menghilang, diiyakan oleh Budi Ace. Pengamat musik yang juga jurnalis ini memprediksi akan terjadi perubahan dalam peta musik tanah air. Namun hal tersebut bertahan hanya pada 2014.
"Saya memprediksi kalau boy band yang saat itu sedang gegap gempita di tahun 2014 bakal selesai. Namun belum juga tahun 2014, boy dan girl band sudah banyak yang bertumbangan," katanya, Minggu (20/10).
Ia menduga kejenuhan yang disodorkan boyband dan girlband menjadi salah satu faktor meredupnya mereka saat ini. Apalagi biasanya yang mereka sajikan hanya itu-itu saja. Hal ini membuat stasiun televisi yang dulu getol menayangkan saban hari mulai berpikir ulang.
"Kejenuhan memang saat ini dialami oleh banyak orang untuk menyaksikan boyband. Hampir semua stasiun televisi saat ini sudah jarang menayangkan performa mereka. Kalaupun ada stasiun teve yang masih mau menayangkan boyband, menurut saya itu stasiun teve maksa banget," sambungnya.
Menurutnya, agar boyband maupun girlband masih enak dilihat, maka sudah seharusnya mereka memiliki rencana perubahan. Diharapkan dengan perubahan, bisa dari gaya, perform, koreografi dan sebagainya, tidak membuat mata menoleh ke tempat lain. Bahkan Budi menilai orang sekarang lebih menyukai Coboy Junior karena masih anak-anak tanggung.
"Itu semua tidak dimiliki oleh boyband, di mana mereka mentransfer secara instan baik gaya maupun logat atau gerak-gerik koreografernya dari luar, dan saya sangat menyayangkan hal ini. Mungkin saat ini orang masih menyukai Coboy Junior itu bukan karena musiknya tapi karena mereka anak-anak," ucapnya lagi.
Sementara bagi girlband, ia berpendapat hanya menawarkan pesona fisik semata tanpa diimbangi dengan karya lain. Bahkan jauh dari mengenalkan budaya bangsa sendiri. Ini berbeda dengan girlband Korea yang justru membawa serta mengenalkan budaya mereka.
"Girlband hanya menawarkan pesona semata. Sama seperti boyband, mereka tidak dididik untuk bernyanyi secara benar ataupun menuliskan lagu. Dan lebih prihatinnya, para girlband itu sendiri sepertinya jauh banget buat ngebawa budaya Indonesia. Berbeda dengan girlband dari Korea yang cerdas mem-packaging budaya Korea dalam karya mereka," urai Budi.
Karena itu, agar boyband dan girlband ingin bertahan, maka mereka harus segera berbenah diri. Pasalnya, perubahan yang kian cepat mengikuti zaman harus diikuti dengan baik. Apalagi untuk menjadi populer seperti boyband maupun girlband, membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
"Ya bila mereka ingin bertahan, mereka harus berbenah dan memandang ulang esensi berkesenian, memaknainya dengan keindahan yang terkandung di dalam kebudayaan dan berjiwakan kecantikan. Kita terkagum-kagum dengan penampilan boyband dari Korea Selatan, namun kita harusnya tahu bahwa tidak ada cara instan untuk itu. Setidaknya butuh 5 sampai 7 tahun untuk memoles dan membekali seseorang atau boyband atau girlband sebelum terjun ke dalam industri," terangnya.
Senada dengan itu, produser Foxy Girl Andrew Darmoko mengatakan bila era boyband dan girlband saat ini hampir usai. Hal ini ditandai dengan kian minimnya permintaan lagu dari masyarakat.
"Saya amati memang demikian yah. Tidak bisa dipungkiri kalau era boyband dan girlband hampir usai. Dari pembicaraan dengan beberapa teman-teman yang bekerja di radio juga sama. Mereka malah memberitahu kalau sudah tidak ada lagi request lagu, bahkan untuk memutar lagu dari girlband ataupun boyband," ujarnya, Senin (21/10).
Ia pun melihat angin perubahan mulai mengarah pada solois. Karena itu Andrew pun berbenah. Ia menyiasati Foxy Girl dengan cara lain. Semisal tak hanya menampilkan koreografi nan seksi melainkan mulai memasukan unsur lain dalam musik, juga dengan sisi entertain-nya.
"Saya sendiri lebih membaca perubahan saat ini lebih menuju ke arah era solois. Maka dari itu Foxy Girl melakukan perubahan dengan memasukan unsur musik lain dan lebih banyak entertain sehingga lebih variatif. Bahkan saat ini beberapa personel Foxy seperti Jessy dan Moza sudah mulai belajar juga untuk menulis lirik lagu. Moza sangat kuat buat unsur pop rocknya," jelasnya lagi.
Sedangkan Indra Bekti yang dulu sempat mendirikan boy band FBI, mengatakan habisnya era boyband dan girlband ini karena perputaran masa semata. Pasalnya era musik lain juga akan mengalami hal yang sama. Apalagi terkait dengan keramaian musik dunia pula.
"Itu kan punya masa. Ada perputaran. Pun dengan musik dunia. The Jackson Five, misalnya. Apa yang lagi in saat itu akan diikuti. Dulu juga saya bikin boyband jaman 2000, Westlife. Ada ME juga. Fenomena ini sempat hilang. Akhirnya timbul lagi seperti di Korea, Jepang. Di sana heboh, sehingga Indonesia lihat ada pasar. Jadi dibikin mirip anak-anak Korea dan berkembang," ujarnya di MNCTV, Ahad (20/10).
Bapak satu anak ini juga memprediksi, era yang sama akan menggeliat kembali lima tahun mendatang. Apalagi para penggemar musik jenis ini memiliki loyalitas cukup tinggi.
"Nunggu mungkin lima tahun lagi akan musim. Sepertinya saya lihat itu, ada yang bertahan dan gak kuat. Karena fans-fans loyal banyak," jelasnya.
Karena itu Indra berpesan pada boyband dan girlband yang masih eksis untuk terus membuat karya lain guna meminimalisir kebosanan. Bahkan jika perlu menerobos sesuatu yang baru hingga masyarakat pun tidak meninggalkan begitu saja.
"Terus berkarya dan harus sabar, menerima kenyataan karena ternyata masanya udah abis. Bikin karya-karya yang gak habis. Mungkin Morgan demikian," katanya.