Credit ©Screen Gems
Tabloidworlds.tk - CARRIE besutan Brian De Palma rilisan 1976
merupakan horor kontemporer yang akan selalu diingat. Maka ketika berhembus
kabar mengenai remake yang dinahkodai oleh Kimberly Peirce, sebuah pertanyaan muncul:
perlukah?
Carrie (Chole Moretz) tumbuh di bawah bimbingan
Margareth (Julianne Moore), ibu konservatif yang fanatik dengan ajaran agama.
Karena hal itulah Carrie berkembang menjadi gadis pemalu dan lugu. Bahkan, saat
mengalami menstruasi pertamanya gadis itu
freak out mengira akan mati hingga di-bully oleh it girls di sekolahnya,
Chris (Portia Doubleday) dan Sue (Gabriella Wilde).
Namun, kejadian itu membawa rasa bersalah di hati Sue.
Dia lalu meminta kekasihnya, Tommy (Ansel Egort),
untuk mengajak Carrie ke pesta prom sebagai permintaan maaf.
Tanpa disadari hal tersebut memberikan ide Chris yang kena detensi
sehingga tak bisa mengikuti prom, untuk membuat Carrie malu seumur hidup.
Namun, mereka tidak tahu bila Carrie bukan lagi gadis pemalu yang kerap
di-bully. Karena malam itu akan menjadi malam
bersejarah tentang balas dendam berdarah sang ratu prom.
CARRIE diadaptasi berdasarkan novel
debut novelis kenamaan Stephen King. Dalam versi remake-nya,
Kimberly Peirce selaku sutradara yang angkat nama lewat BOYS DON'T CRY,
terlihat bermain aman.
Mengandalkan olahan naskah dari Lawrence D Cohen dan Roberto
Aguirre-Sacasa, fitur daur ulang ini tidak menyajikan hal baru selain hanya
meremajakan serta menyulam ending dan opening-nya. Hal tersebut bisa
dilihat dari masuknya elemen media sosial di dalamnya.
Kimberly mencoba untuk sesetia mungkin. Termasuk dalam memoles
kekuatan telekinesis Carrie hingga klimaks yang lebih artistik dan cantik dengan
nuansa apokaliptik.
Meski begitu, sebagai tontonan untuk generasi kini, CARRIE terbilang berhasil
menyajikan horor yang manis walau tidak lagi memberikan
mimpi buruk.Chole Moretz dan Julianne Moore
pun berakting cukup mumpuni, meski hal tersebut kurang
memberi impact bagi penonton.
(kpl/abs)